This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 11 Juni 2016

Candi Cangkuang Garut Situs Sejarah di Tanah Sunda







Situ (danau) Cangkuang yang terletak di Kecamatan Leles ini memang tidak terlalu besar dengan situ-situ kebanyakan. Tempatnya memang bagus tapi untuk masuk kesana cukup terjangkau kalangan bawah. Walaupun tidak memiliki situ yang besar tapi cukup untuk berakit-rakit dengan rakit yang terbuat dari bambu.

Candi Cangkuang ini menjadi satu-satunya Candi Hindu yang ditemukan di daratan Sunda dan yang menariknya lagi candi itu terdapat di pulau kecil di tengah Situ Cangkuang ini merupaka salah satu ObjekWisata di Garut yang mengandung nilai Budaya dan Sejarah. Tempat wisata ini adalah merupakan salah satu yang terbaik diantara yang terbaik yang ada di Garut

Seperti yang disebutkan bahwa Kawasan situ cangkuang kental dengan nilai sejarah, karena selain candi yang bisa kita temukan ada juga makam kuno sejarah Islam yaitu Arief Muhammad yang dianggap penduduk setempat sebagi leluhur mereka. Memang cukup aneh peninggalan sejarah Hindu dan Islam bisa menyatu, itu yang membuat menarik tempat ini. 

Diperkirakan kedua benda tersebut bukan dari zaman yang sama, maka dari itu tempat ini juga sering menjadi karyawisata siswa maupun mahasiswa. Selain candi dan makam yang menjadi daya tarik pengunjung, ada suatu pemukiman kecil yang terdapat disana, namanya kampung pulo. 

Sekilas mendengar namanya kampung ini biasa-biasa saja, tapi bila dilihat hanya ada 7 rumah yang terdapat dan dari dulu hingga sekarang hanya ada 7 rumah dan 7 kepala keluarga yang terdapat itu menjadi sesuatu yang unik dan aneh. Itu merupakan tradisi yang masih di pertahankan oleh penduduk asli kampung pulo yang leluhurnya adalah Arief Muhammad. 

Selain beberapa kronolagi sejarah yang terdapat disana, ada museum yang bisa menjadi tempat menarik berikutnya, ada reflika candi cangkuang yang bagus. Dan jangan khawatir untuk anda pengunjung yang senaang berbelanja karena disana tersedia tempat belanja khas Situ Cangkuang. Nah mungkin ini bisa menjadi referensi liburan anda dan keluarga. ( adhentscoot )

Kabupaten Garut

Description: C:\Users\Toshiba\AppData\Local\Microsoft\Windows\Temporary Internet Files\Content.Word\20160516_150229.jpg



Sejarah dan asal kata
Sejarah Garut tak bisa dilepaskan dari Kabupaten Limbangan. Kabupaten Limbangan adalah Kabupaten lama yang ibukotanya dipindahkan ke Garut kini karena seringkali terjadi bencana alam berupa banjir yang melanda daerah ibukota. Selain itu, kurang berkembangnya pusat pemerintahan karena jauh dari sungai yang menjadi sarana transportasi dan irigasi areal pesawahan dan perkebunan. Bupati Adiwijaya (1813-1831) membentuk panitia survei lokasi untuk ibukota kabupaten yang baru. Pilihan akhirnya jatuh di tempat yang dikelilingi gunung dan memiliki mata air yang mengalir ke Ci Manuk. Tempat tersebut berjarak ± 17 km dari pusat kota lama. Saat menemukan mata air, seorang panitia kakarut (bahasa sunda: tergores) belukar. Orang Belanda yang ikut survei tak dapat menirukan kata tadi, dan menyebutnya gagarut. Pada awalnya, nama kabupaten yang ibukotanya telah dipindahkan tidak akan diubah, masih Kabupaten Limbangan. Namun, atas saran sesepuh hendaknya nama kabupaten diganti dengan nama baru sehingga tidak menimbulkan bencana dan malapetaka dikemudian hari seperti yang sering menimpa kabupaten Limbangan. Dari kejadian kakarut tersebut, yang dilafalkan oleh orang Belanda dengan gagarut, munculah nama kabupaten baru, Garut. Hari jadi Garut diperingati setiap tanggal 16 Februari.

Kabupaten Garut terdiri atas 42 kecamatan, yang dibagi lagi atas 424 desa dan 21 kelurahan.[4] Pusat pemerintahan di Kecamatan Tarogong Kidul.

Sebagian besar wilayah kabupaten ini adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Di antara gunung-gunung di Garut adalah: Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), keduanya terletak di perbatasan dengan Kabupaten Bandung, serta Gunung Cikuray (2.821 m) di selatan kota Garut.

Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Tenggara pada koordinat 6º56'49 - 7 º45'00 Lintang Selatan dan 107º25'8 - 108º7'30 Bujur Timur. Kabupaten Garut memiliki luas wilayah administratif sebesar 306.519 Ha (3.065,19 km²)  
Sumber : wikipedia.org



Minggu, 10 Januari 2016

Curug Gumawang - Padarincang Kab. Serang


Curug Cigumawang memiliki ketinggian terjunan air sekitar 40 m.  Sumber mata air Curug Cigumawang berasal dari Gunung Buntu.  Di pusat sumber mata air ini terdapat batu besar yang menutupi sumber air tersebut sehingga membentuk aliran sungai kecil yang mengalir disebelah kanan curug tersebut. 

Nama Cigumawang dalam bahasa sunda berarti bawang.  Konon dahulu sekitar tahun 70 an masyarakat sekitar curug ini jika melihat jatuhan air curug tersebut dengan debit airnya yang masih deras membentuk menyerupai bawang.  
Bahkan menurut orang tua disana, jikakalau orang yang berpacaran berkunjung ke Curug ini pasti akan menikah. Selain itu juga air dari Curug Cigumawang ini bisa menyembuhkan segala penyakit.

Lokasi
Terletak di Desa Kadu Bereum, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Propinsi Banten.
Koordinat GPS: -8.370461, 115.176187


Aksesbilitas
Berjarak sekitar 25 dari kota Serang (Terminal Pakupatan Serang) ke arah Ciomas atau sekitar 5 km ke arah barat lokasi wisata Pemandian Air Cirahab.  Jika dari jalan raya Cinangka berjarak 10 km ke arah selatan.

Untuk menuju curug ini dapat ditempuh dengan kendaraan umum maupun pribadi sekitar 1 jam dari Kota Serang.  Ada dua pintu masuk menuju lokasi ini, salah satunya melalui pasar Padarincang

Tiket dan Parkir
Tiket masuk adalah Rp 5000 per orang, dimana gardu tiketnya berada kira-kira di tengah perjalanan menuju curug tersebut. Harga parkir resmi belum tersedia karena ketiadaan lahan parkir sehingga pengunjung dapat menitipkan kendaraannya ke penduduk setempat di areal halaman rumahnya.  Biaya parkir umumnya berkisar Rp 5000-10000 per kendaraan. 

Fasilitas dan Akomodasi

Di sekeliling lokasi air terjun terdapat beberapa fasilitas umum yang cukup lengkap seperti warung, mushola, bumi perkemahan, ruang ganti dan toilet, tapi sayang semuanya dalam kondisi yang kurang terawat.  Selain itu akses jalan menuju lokasi masih berupa tanah atau belum diaspal dan juga ketiadaan lokasi parkir.

Juga papan petunjuk menuju area wisata ini juga tidak ada sehingga pengunjung harus rajin bertanya kepada penduduk sekitar untuk mengetahui keberadaan lokasi air terjun tersebut.

Rabu, 09 Desember 2015

Sejarah Solear & Syekh Mas Massad


Di Keramat Solear terdapat makam beberapa pengikut setia para wali, di antaranya Makam Syekh Mas Massad yang sering didatangi peziarah untuk melakukan doa. Syekh Mas Masad adalah Ulama Besar sebagai panglima tentara Islam yang ditugaskan oleh Sultan Maulana Hasanudin Banten untuk menyebarkan agama Islam ke daerah Tigaraksa Sekarang . Bertahun tahun berkecambuk peperangan antara Syekh Mas Masad beserta pasukanya Ki Mas Laeng dan Ki Seteng beserta tentaranya namun karena sama sama saktinya tidak ada yang kalah dan menang . Makam tersebut berada di bawah pohon tua yang berusia ratusan tahun dengan dikelilingi tembok dan padepokan untuk berdoa dan terdapat ratusan kera liar sebagai penghuni hutan sekitar keramat. "Mungkin mencapai sekitar 500 hingga 600. ekor kera yang terbagi atas dua kelompok," .Keramat Solear yang memilikiluas 4 hektar dan menjadi aset , masyarakat sebagai ladang mata pencaharian selain bertani. Secara swadaya masyarakat memelihara kelestarian alam dan menjual makanan kera setiap hari libur nasional, terutama libur bulan Maulid dan libur Idul Fitri.". Dikabaekan. "perilaku kera liar tidak mengganggu peziarah dan hanya meminta makanan saja. Kera tersebut juga memperlihatkan perilaku peziarah selama hidupnya. Misalnya, kalau orang yang berkelakuan suka kawin, maka kera tersebut melakukan kawin di hadapan orang tersebut. Jika orang itu memberikan makanan dari uang yang tidak halal, maka kera itu tidak mau makan makanan tersebut. Sudah banyak kejadian yang menarik dari Keramat Solear ini," . Pemkab Tangerang pernah merehab Keramat Solear dengan menambah bangunan di sekitar makam, namun menjadi malapetaka."Pemborong yang mengerjakan proyek itu akhirnya bangkrut. Pernah juga Pemda menanam ratusan pohon, namun semua pohon tidak hidup. Hasil musyawarah para tokoh masyarakat menyimpulkan, bahwa Keramat Solear tidak mau menerima pembangunan yang menghilangkan keasliannya sehingga kondisinya seperti tidak diurus,".

Dari beberapa sumber

Makam Syekh Mas MasadMakam Syekh Mas Masad/ Kawasan Hutan Lindung Solear

Sejarah Tigaraksa

SEJARAH TIGARAKSA 
1. Ki Mas Laeng Nama Aslinya Adalah Pangeran Jaya Perkasa , beliau adalah Patih sekaligus panglima perang dari kerajaan Pajajaran yang didampingi oleh Ki Seteng yang nama aslinya Embah Terong Peot yang kesaktianya menyamai Ki Mas Laeng. Mas laeng dan Ki Seteng beserta balad tentaranya ditugaskan untuk menghancurkan Islam yang mulai masuk merambah ajaranya ke derah kerajaan Pajajaran yang pada masa itu kerajaan Banten di rajai oleh Sultan Maulana Hasanudin , Mas Laeng beserta Balad tentaranya berpusat ( Bermarkas) di daerah sumur siuk/ Sumur pancuran Katomas pabuaran sampai sekarang, Kuta = Benteng Pancuran Mas = Mas Menjadi Katomas sampai Sekarang

2. Syeh Mas Masad adalah Ulama Besar sebagai panglima tentara Islam yang ditugaskan oleh Sultan Maulana Hasanudin Banten untuk menyebarkan agama Islam ke daerah Tigaraksa Sekarang . Bertahun tahun berkecambuk peperangan antara Syeh Mas Masad beserta pasukanya Ki Mas Laeng dan Ki Seteng beserta tentaranya namun karena sama sama saktinya tidak ada yang kalah dan menang . Syeh Mas Ma'sad beliau wafat dan dimakamkan di keramat Solear Pasanggarahan Kec. Solear

3. Syeh Mubarok yang Nama Aslinya Ki Indit beliau adalah ulama besar penerus perjuangan Syeh Mas Masad yang telah wafat , Syeh Mubarok terus berjuang menegakan agama tauhid yaitu Islam dengan Gigihnya . Namun peperangan tetap tidak ada yang kalah ataupun menang. Peperangan tersebut amat melelahkan untuk kedua belah pihak . Syeh Mubarok terus bermunazat kepada Allah agar kebatilan segera di hilangkan dan akhirnya beliau mendapat petunjuk dari Allah SWT , Syeh Mubarok mengusulkan kepada pihak Ki Mas Laeng agar diadakan musyawarah. Dengan penuh Kearifanya Syeh Mubarok menjelaskan apa artinya Islam beliau menjelaskan bahwa Islam adalah agama rohmatan lil alamin  di dengarkan dan disimak oleh Ki Mas Laeng dan Ki Seteng dan Akhirnya Ki Mas Laeng dan Ki Seteng beserta pasukanya mendapatkan taufik dan hidayah dari Allah SWT. Yang akhirnya Ki Mas Laeng dan Ki Seteng dan pasukanya masuk agama Islam, akibat haru yang sangat mendalam karna musyawarah berjalan dengan baik semua yang hadir dalam musyawarah tersebut menangis mengeluarkan air mata (yang dalam bahasa sunda Ci = air  soca = mata ) maka sejak itulah di sebut "CISOKA", sampai sekarang

Maka Asal Usul Terjadinya Kota Tigaraksa menurut beberapa sumber adalah berhasilnya dengan gemilang permusyawaratan / perdamaian antara Syeh Mubarok , Ki Mas Laeng dan Ki Seteng Tigaraksa , TIGA ORANG YANG MEMELIHARA PERDAMAIAN.

Ket
  • Makam Ki Syeh Mas Masad berada di  Keramat Solear Pasanggrahan
  • Makam Syeh Mubarok Berada di Kp. Kelapa Dua Desa Pete Tigaraksa
  • Makom Ki Mas laeng dan Ki Seteng Di Keramat Mamplem Tigaraksa
Selain itu ada beberapa tokoh yang namanya di jadikan nama jalan di Tigaraksa yang berawal ketika Sultan Agung dari Mataram berperang melawan kompeni belanda di Batavia/Sunda Kelapa(Jakarta sekarang) mengutus Aria Jaya Santika, Aria Wangsa Kara,  Aria Yuda Negara, Aria Said
  1. Aria Jaya Sentika berkedudukan membuat kerajan kecil sekitar Kp. Gudang beliu dimakamkan di kampung Melayu ada pula yang menyatakan beliau dimakamkan di keramat Asem Cengkareng beliau mempunyai anak bernaa KI ARIA SAID
  2. Aria Wangsakara Berkedudukan berkedudukan di Jambe -Solong dan akhirnya ke Pondok Aren Tangerang
  3. Aria Yuda Negara Berkedudukan di Pasar Kemis menyerang melalui Sepatan Ke Batavia/Jakarta
  4. Aria Said Putra dari Ki Arya Jaya Sentika   menjadi tumenggung yang berkdudukan di Kampung Gudang 
Dari beberapa sumber.

Istana Kepresidenan Tampak Siring Bali ( Coretan Touring )

Catatan perjalanan ketika Keliling Pulau Bali di Awal Tahun 2013.

Istana Tampaksiring adalah istana yang dibangun setelah Indonesia merdeka, yang terletak di Desa Tampaksiring, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali.
miring. Konon, menurut sebuah legenda yang terekam pada daun lontar Usana Bali, nama itu berasal dari bekas tapak kaki seorang raja yang bernama Mayadenawa. Raja ini pandai dan sakti, namun sayangnya ia bersifat angkara murka. Ia menganggap dirinya dewa serta menyuruh rakyatnya menyembahnya. Akibat dari tabiat Mayadenawa itu, Batara Indra marah dan mengirimkan bala tentaranya. Mayadenawa pun lari masuk hutan. Agar para pengejarnya kehilangan jejak, ia berjalan dengan memiringkan telapak kakinya. Dengan begitu ia berharap para pengejarnya tidak mengenali jejak telapak kakinya.
Namun demikian, ia dapat juga tertangkap oleh para pengejarnya. Sebelumnya, ia dengan sisa kesaktiannya berhasil menciptakan mata air yang beracun yang menyebabkan banyak kematian para pengejarnya setelah mereka meminum air dari mata air tersebut. Batara Indra kemudian menciptakan mata air yang lain sebagai penawar air beracun itu yang kemudian bernama "Tirta Empul" ("air suci"). Kawasan hutan yang dilalui Raja Mayadenawa dengan berjalan sambil memiringkan telapak kakinya itu terkenal dengan nama Tampaksiring.
Istana ini berdiri atas prakarsa Presiden Soekarno yang menginginkan adanya tempat peristirahatan yang hawanya sejuk jauh dari keramaian kota, cocok bagi Presiden RepublikIndonesia beserta keluarga maupun bagi tamu-tamu negara.
Arsiteknya adalah R.M. Soedarsono dan istana ini dibangun secara bertahap. Komplek Istana Tampaksiring terdiri atas empat gedung utama yaitu Wisma Merdeka seluas 1.200 m dan Wisma Yudhistira seluas 2.000 m dan Ruang Serbaguna. Wisma Merdeka dan Wisma Yudhistira adalah bangunan yang pertama kali dibangun yaitu pada tahun 1957. Pada 1963 semua pembangunan selesai yaitu dengan berdirinya Wisma Negara dan Wisma Bima.

Masjid Agung Demak (Coretan Touring)

Masjid Agung Demak (Coretan Touring)

21 Januari 2014 pukul 20:31
Coretan touring ketika menghadiri Event Java Scooter Rendevous VIII Jepara 7-8 Desember 2013
Mampir sejenak istirahat dan sholat sambil mengingat ingat sejarah lokasi.


Lokasi
Masjid Agung Demak adalah salah satu mesjid tertua yang ada di Indonesia. Masjid ini terletak di desa Kauman, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Masjid ini pernah menjadi tempat berkumpulnya para ulama (wali) yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa yang disebut dengan Walisongo. Pendiri masjid ini diperkirakan adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak sekitar abad ke-15 Masehi.

Sejarah
Masjid ini dipercayai pernah menjadi tempat berkumpulnya para ulama (wali) yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa yang disebut dengan Walisongo. Pendiri masjid ini diperkirakan adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak sekitar abad ke-15 Masehi.
Raden Patah bersama Wali Songo mendirikan masjid yang karismatik ini dengan memberi gambar serupa bulus. Ini merupakancandra sengkala memet, dengan arti Sarira Sunyi Kiblating Gusti yang bermakna tahun 1401 Saka. Gambar bulus terdiri atas kepala yang berarti angka 1 (satu), 4 kaki berarti angka 4 (empat), badan bulus berarti angka 0 (nol), ekor bulus berarti angka 1 (satu). Dari simbol ini diperkirakan Masjid Agung Demak berdiri pada tahun 1401 Saka.

Arsitektur
Masjid ini mempunyai bangunan-bangunan induk dan serambi. Bangunan induk memiliki empat tiang utama yang disebut saka guru. Salah satu dari tiang utama tersebut konon berasal dari serpihan-serpihan kayu, sehingga dinamai saka tatal. Bangunan serambi merupakan bangunan terbuka. Atapnya berbentuk limas yang ditopang delapan tiang yang disebut Saka Majapahit. Atap limas Masjid terdiri dari tiga bagian yang menggambarkan ; (1) Iman, (2) Islam, dan (3) Ihsan. Di Masjid ini juga terdapat “Pintu Bledeg”, mengandung candra sengkala, yang dapat dibaca Naga Mulat Salira Wani, dengan makna tahun 1388 Saka atau 1466 M, atau 887 H.
Di dalam lokasi kompleks Masjid Agung Demak, terdapat beberapa makam raja-raja Kesultanan Demak dan para abdinya. Di kompleks ini juga terdapat Museum Masjid Agung Demak, yang berisi berbagai hal mengenai riwayat Masjid Agung Demak.
Masjid Agung Demak dicalonkan untuk menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1995.


luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com